Total Tayangan Halaman

kelas PAI e

kelas PAI e
dikelas yang indah

Pengikut

Jumat, 20 Juni 2008

Aliran Filsafat

Beberapa macam Aliran filsafat dan implikasinya dalam pendidikan

  1. Aliran Idealisme

Filsafat ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari “atas”, dari dunia supra natural dari Tuhan. Boleh dikatakan hampir semua agama menganut filsafat Idealisme kebenaran dipercayai datangnya dari tuhan yang di terima melalui Wahyu. Kebenaran ini, termasuk, dogma dan Norma-normanya bersifat mutlak. Apa yang datang dari tuhan baik dan benar. Tujuan hidup ialah memenuhi kehendak Tuhan.

Filsafat ini umumnya diterapkan di sekolah yang berorientasi religius. Semua Siswa diharuskan mengikuti pelajaran agama, menghadiri khotbah dan membaca kitab suci.Biasanya disiplin termasuk ketat, pelanggaran di beri hukuman yang setimpal bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah. Namun pendidikan Intelektual juga sangat diutamakan dengan menentukan standar mutu yang tinggi

  1. Aliran Realism

Filsafat realism mencari kebenaran di dunia ini sendiri. Melalui pengamatan dan penelitian Ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum alam.

Sekolah yang beraliran realism mengutamakan pengetahuan yang sudah mantap sebagai hasil penelitian ilmiah yang dituangkan secara sistematis dalam berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran. Disekolah akan di mulai dengan teori-teori prinsip-prinsip pundamental, kemudian praktik dan aplikasinya.

Kurikulum ini tidak memperhatikan minat anak, namun diharapkan agar menaruh minat terhadap pelajaran akademis. Ia harus sungguh-sungguh mempelajari buku-buku berbagai disiplin ilmu. Penguasaan ilmu yang banyak berkat studi yang intensif adalah persiapan yang sebaik-baiknyabagi lanjutan studi dan kehidupan dalam masyarakat. Dapat dibayangkan banyaknya murid yang tidak mampu mengikuti studi akademis serupa ini.

3. Eksistensialisme

Filsafat ini mengutamakan Individu sebagai Faktor dalam menentukan apa yang baik dan apa yang benar. Tijuan hidup adalah menyempurnakan diri, merealisasikan diri.

Sekolah yang berdasarkan eksistensialisme mendidik anak agar ia menentukan pilihan dan keputusan sendiri dengan menolak otoritas orang lain. Ia harus bebas berfikir dan mengambil keputusan sendiri secara bertanggung jawab. Sekolah ini menolak segala kurikulum, pedoman Intruksi, buku wajib,dan lain-lain dari pihak luar. Anak harus mencari identitasnya sendiri, dengan sendirinya mereka tidak dipersiapkan untuk menempuh ujian nasional.

Dari segala mata pelajaran, mungkin ilmu-ilmu social yang paling menarik mereka. Pendidikan moral tidak diajarkan kepada mereka, juga tidak ditetapkan aturan-aturan yang harus mereka patuhi. Bimbingan yang diberikan sering bersifat non directive dimana guru banyak mendengarkan dan mengajukan pertanyaan tanpa mengingatkan apa yang harus dilakukan anak.

.

Tidak ada komentar: